RSS

Jerawat oh jerawat..


Nama gw Sintha. Gw sekarang kelas 8 di sekolah Persada Nusantara. Gw anak kedua dari 3 bersaudara. Kakak gw cewek dan sekarang kelas 12 disekolah yang sama dengan gw. Namanya Dara. Adek gw cowok kelas 5 disekolah yang sama juga dengan gw. Nama adek gw Arik. Biarpun bandel dia selalu menjadi kesayangan kami. Nakal tapi kocak, kalo dia ga ada dunia kami terasa sepi. Meskipun kami hampir setiap hari bertengkar tapi saat dia sedang tidak dirumah kami selalu saja merindukannya.
Sekolah kami letaknya tidak jauh dari komplek tempat kami tinggal. Setiap pagi kami berangkat bersama-sama dengan menggunakan kendaraan antar-jemput atau kalo ada salah satu dari kami yang kesiangan kami diantar oleh papa, dengan diiringi oleh gerundelan dari yang lain karena harus berangkat lebih siang. Apalagi kalo salah satu dari kami ada yang belum mengerjakan tugas dan tugas tersebut harus dikumpulkan pagi hari, pastilah terjadi perang Baratayudha dipagi hari.
‘Elu sich..makanya pasang alarm kek kalo mau tidur jadi kan ga kesiangan..’ omel salah satu dari kami.
‘Yee..namanya juga kebluk..mau ada gempa ato bom meledak juga pasti aja ga berasa..’sahut yang lainnya.
‘huuuussstt..kalian ini pagi-pagi ribut sekali, bukannya buru-buru sarapan, udah siang malah berantem..’ mama menengahi pertengkaran kami dan menyelematkan anaknya yang bangun kesiangan.
‘’Sudah cepat sarapan dan jangan lupa di minum susunya..’kata mama.
‘Ah, ga usah sarapan ah Ma udah siang nech..’ sahut Kak Dara kalo udah begitu.
‘Eh, ga boleh…harus sarapan..’ timpal mama.
‘Sarapan itu penting buat kita semua. Sarapan penting untuk kegiatan kita selama seharian penuh, karena sarapan itu memberikan enargi sehingga kita menjadi lebih bersemangat untuk menjalani semua aktifitas kita, dan pikiran kita menjadi lebih konsentrasi..Ayo..sekarang cepat selesaikan sarapan dan minum susunya..’ kata mama lembut namun tegas.
Akhirnya kami bertiga menghabiskan sarapan kami dan kemudian berlari menuju mobil dan mengambil posisi masing-masing. Kalo sudah begini kami menjadi lupa dengan kebiasaan yang selalu diajarkan oleh papa dan mama. Cium tangan dan mengucapkan salam sebelum meninggalkan rumah dan saat pulang kembali kerumah.
Mama dan papa menatap kami dari pintu depan tanpa mengucapkan sepatah katapun.
‘Ayo donk pa..udah siang nech..nanti aku telat..’ kata Arik.
Papa hanya menggelengkan kepalanya.
‘Kok papa diem aja ya..ada apa ya?’ kata gw pada kakak dan adek gw’
‘Astagaa..kita kan belum cium tangan papa dan mama belum kasih salam juga..pantes aja papa cuma ngelihatin kita dari depan pintu rumah..’ kata Kak Dara pada kami.
Lalu kami bertiga keluar lagi dari mobil dan berpamitan pada papa dan mama sambil mencium tangan.
‘Satu hal yang perlu kalian ingat, selalu ucapkan salam saat kalian hendak pergi dan sampai kembali dirumah, jangan pernah lupa itu. Itu salah satu hal yang akan menunjukkan bahwa kalian menghormati dan menghargai orang lain yang tinggal bersama dengan kalian..’kata mama bijaksana.
‘Iya mama..’ sahut kami bertiga.
Kami kembali memasuki mobil, yang disusul oleh papa dibelakang kami yang hari ini bertugas menjadi sopir kami karena kami kesiangan.
‘Belajar sesuatu yang baik ya dari sekolah hari ini..’ seru mama dibelakang kami.
‘Pasti Ma..’ sahut kami dari dalam mobil.
Pagi ini ada pelajaran matematikan dikelas gw, gw suka pelajaran matematika, karena selain gurunya baik, dari kecil gw memang paling suka untuk urusan hitung menghitung. Pelajaran matematika tidak pernah terasa lama menurut gw, karena saat kita serius dengan sesuatu, waktu berlalu tanpa terasa dan tiba-tiba saja Pak Sandi, guru matematikaku yang baik ini mengatakan bahwa tugas yang sedang kami kerjakan, dilanjutkan dirumah saja dan lusa baru dikumpulkan.
‘Hwaaa..PeeR lagi..’kataku dalam hati.
Siang itu aku pulang sekolah sendiri karena aku harus ikut ekstrakulikuler basket. Kak Dara dan Arik sudah pulang duluan karena hari itu mereka tidak ada ekskul tambahan dan Kak Dara tidak ada pelajaran tambahan yang biasa diberikan pada siswa-siawa kelas 12 yang akan menghadapi Ujian Akhir Nasional. Aku pulang dengan mobil jemputan. Aku tertidur didalam mobil kerena terlalu capek.
‘Mba Sintha, sudah sampai dirumah mba..’ kata bapak sopir yang mengantarkan aku sambil memegang bahuku.
‘oo..iya pak Sardi, makasih banyak ya pak sudah mengantar dan membangunkan Sintha..maaf Sintha ketiduran..’ kataku malu karena aku tertidur.
‘ah..tidak apa-apa mba, itu sudah biasa kok mba..yang lain juga sering begitu..’ sahut pak Sardi dengan senyumnya yang ramah.
‘ya sudah turunnya hati-hati mba…’ lanjutnya.
‘Iya pak..makasih ya pak..bapak juga hati-hati.. Sampai ketemu besok ya pak..’ kataku sambil berlalu memasuki pagar rumahku.
‘Sintha pulang..’ ucapku saat memasuki rumah.
Kok, tidak ada jawaban, rumah sepi, dan pintu terkunci. Aku mencari kunci ditempat biasa mama menyembunyikannya kalo mama hendak pergi meninggalkan rumah. Aku menemukannya dan aku membuka pintu, buru-buru masuk kedalam rumah tanpa menguncinya kembali.
Aku meletakkan tasku diatas meja belajar dan aku kemudian turun lagi, membuat sirup mangga yang dingin dan menyalakan tv. Aku duduk disofa masih dengan memakai kaos seragam basketku, menonton acara tv yang tidak jelas, lama-lama karena bosan akupun tertidur disofa depan tv.
‘Aduh..Sintha..’ujar mama.
‘Kamu ini anak perempuan kenapa jorok begini sich..’ lanjut mama.
‘Kalo pulang sekolah itu cuci tangan, cuci kaki dan ganti baju dulu baru nonton tv…jadi pas kamu istirahat badan kamu lebih bersih..’ tukas mama.
‘Maaf Ma, iya Sintha akan ingat..’ sahutku sambil manyun.
‘Ya sudah, sana sekarang kamu mandi, bau keringet nech..kamu juga Arik, Dara ajak adeknya naik dan kalian juga mandi, setelah itu belajar..’ Kata mama.
‘Siaaap Maaaa..’ Seru Arik sambil ngeloyor menaiki tangga menuju kamarnya.
Arik adik kesayanganku yang bandelnya setengah hidup itu mengetuk pintu kamarku.
‘Kak Sintha..’ serunya.
‘Iya Rik, kenapa? Masuk aja ga dikunci kok…’sahutku dari dalam kamar.
‘Kak, aku ada PR matematik nech..boleh ajarin ga?’ kata Arik sambil membawa buku-bukunya menuju kamarku. Adikku ini walaupun jagoan dalam pelajaran Ilmu pengetahuan dan bahasa inggris, tapi untuk urusan menghitung dia selalu merengek padaku untuk diajari.
‘Ya udah sini, mana coba kakak lihat PR nya..’ kataku.
Kami berdua memulai acara les privat untuk Arik. Arik walaupun kadang cengengesan kalo sedang diajari tapi dia mudah sekali menangkap apa yang aku ajarkan padanya. Dia cepat mengerti dan memahami apa yang diajarkan padanya.
Jam 8 malam kami dipanggil oleh mama untuk makam malam bersama.
‘Anak-anak makan malam sudah siap, turun makan dulu, nanti baru lanjutkan lagi pekerjaan kalian..’ seru mama dari lantai bawah.
Kami makan malam bersama dan mengobrol bersama tentang kaegiatan yang kami lalui hari ini. Papa selalu menanyakan apa saja yang kami dapat dari sekolah setiap kami berkumpul di meja makan untuk menikmati masakan mama yang ala cheef ini. Kami berbagi cerita apa saja yang kami alami disekolah. Kadang kami suka tertawa saat Arik menceritakan kejadian-kejadian lucu yang dialami disekolah bersama dengan kawan-kawan sekelasnya. Contoh, tadi siang Arik ada pelajaran seni tari dikelasnya dan semua anak-anak berganti baju, Sindy teman Arik yang kata Arik adalah anak perempuan yang paling cantik dikelasnya memakai kaos terbalik tanpa dia menyadarinya. Teman-temannya tidak ada yang memberitahunya dan malah menertawakannya, sampai akhirnya Sindy malu dan menangis. Adikku yang sok mau jadi pahlawan ini berusaha untuk menghibur temannya yang sedang sesenggukan itu.
‘Sudahlah Sindy, biarkan saja mereka tertawa..kamu jangan sedih, aku tidak menertawakanmu kan..tenang saja..sudah hapus air matanya, kamu jelek sekali kalau menangis seperti itu..’kata adekku sok bijak.
Papa yang meskipun tertawa mendengar cerita Arik, namun beliau merasa bangga padanya. Ternyata walaupun Arik iseng dia bisa baik juga sama temannya. Itulah kebiasaan kami setiap makan malam bersama, kami berbagi cerita tentang aktifitas dan rutinitas kami seharian.
‘Hwaaaaa…jerawaaaaattt…’ teriak Kak Dara.
Aku dan Arik yang kamarnya bersebelahan dengan kamar Kak Dara kaget dan terlonjak mendengar teriakan pagi hari kakak kami yang histeris itu.
‘Kenapa sich kak pagi-pagi buta teriak-teriak, ini kan hari minggu kak..’ kataku yang diikuti anggukan Arik yang berdiri disebelahku yang masih mengantuk juga.
‘Ada jerawat di muka kakak, Sintha…’ kata kakakku dengan muka histeris.
‘Ya ampun kirain ada apa, cuma jerawat aja..kirain ada gempa…’ lanjut Arik dengan tengilnya.
Kami berdua akhirnya kembali kekamar masing-masing dan melanjutkan tidur kami setelah mengetahui apakah gerangan yang terjadi sehingga kakak kami menjadi histeris seperti tadi.
Siang itu rencananya mama dan papa mau mengajak kami ke mall selain untuk jalan-jalan sekalian mama belanja bulanan.
‘Ayo siap-siap kita mau kemall, mama mau belanja sekalian katanya kalian pingin makan pizza kan?’ kata mama pada kami.
‘Asiik..makan pizza..’ kataku.
‘Siap mamaku sayang…’Kata Arik sambil mencium pipi mama karena senang mau diajak jalan-jalan. Adikku ini memang kadang-kadang suka bikin ketawa.
‘Aku ga mau ikut Ma..’ kata kak Dara.
‘Kenapa?’ sahut papa yang duduk disofa sambil menonton acara tv.
‘Pokoknya Dara lagi ga pingin kemana-mana..’Kata kak Dara sambil manyun.
‘Ya sudah, nanti mama bawakan aja pizza nya untuk Dara.’ Sahut mama.
Akhirnya kami berangkat menuju salah satu pusat perbelanjaan tanpa kak Dara. Papa menanyakan kepada kami kenapa Kak Dara tidak mau ikutan ke mall. Dan Arik sang story telling, menceritakan sebab musabab kenapa kakak kami tercinta itu tidak berminat untuk diajak ke mall dan malah dengan senang hati bersedia untuk jaga rumah.
‘Kak Dara jerawatan Pa..makanya kakak malu buat keluar rumah..’ kata si Arik.
‘Walah itu tho masalahnya sampai dia melewatkan acara makan pizza bersama kita..’ sahut papa.
Kami mengobrol tentang jerawat kak Dara dan juga tentang hal-hala sepanjang perjalanan dan selama kami makan dan menemani mama berbelanja.
Keesokan harinya saat kami sarapan pagi sebelum berangkat kesekolah, kami mendapati Kak Dara yang duduk dimeja makan dengan muka cemberut. Ternyata jerawatnya belum juga hilang malah jadi memerah seperti buah cerry.
‘Dara kenapa? Pagi-pagi kok udah manyun aja..’ Tanya mama.
‘Jerawat Dara makin merah Ma…’ ujar kakakku yang sudah stress akibat jerawat itu dengan suara bête.
Mama hanya tersenyum melihat Kak Dara manyun sejadi-jadinya akibat satu jerawat yang nangkring dihidungnya yang membuatnya jadi seperti pinokio kalo sedang berbohong.
Sudah seminggu berlalu dan jerawat kakakku belum juga hilang, sudah berbagai obat dia coba untuk mengusir jerawat membandel itu. Uang saku dan sebagian uang tabungannya dia habiskan untuk mengobati jerawat membandel itu. Setiap malam muka kakakku jadi aneh dengan obat-obatan yang dia tempelkan kehidung untuk mengusir sang jerawat. Rutinitas baru Kak Dara menjelang tidur adalah memandangi cermin dikamarnya dengan muka manyun karena jerawat.
Kemarin malam malah sampai hampir jam 12 Kak Dara belum juga tidur karena masih sibuk dengan jerawat dan obat-obatnya. Dan akibatnya besok paginya kami harus terlambat sampai sekolahan dan akhirnya Arik harus dihukum karena terlambat. Aku lebih beruntung karena kebetulan pagi itu jam pelajaran pertama kosong, karena ibu guru yang mengajar sedang cuti sakit. Kasihan si Arik harus dihukum berdiri didepan kelas sampai sepanjang jam pelajaran. Dan seharian ini Arik jadi bête sama Kak Dara, sampai-sampai Kak Dara tidak ditegur hingga saat makan malam tiba. Arik diam seribu bisu pada Kak Dara.
‘Arik, kenapa diam saja?’Tanya mama pada anak laki-laki satu-satunya dirumah ini.
‘Gapapa Ma..’ sahut Arik masih dengan muka betenya.
‘Kalo ga kenapa-kenapa, kenapa muka kamu bête gitu? Terus kenapa kamu jadi pendiam malam ini?’ sambung papa.
‘Arik kesel aja Pa..Gara-gara tadi pagi nungguin kak Dara yang bangun kesiangan, Arik jadi terlambat masuk kelas dan harus dihukum berdiri didepan kelas sepanjang pelajaran..’sahut Arik kesal.
‘Ooo.. jadi itu sebabnya kamu ga negur kakak dari semenjak pulang sekolah?’ Tanya kak Dara.
‘Ya sudah, kakak minta maaf ya Arik…jangan marah lagi sama kakak..’ mohon kak Dara pada Arik.
Arik masih diam, sepertinya dia masih sedikit kesal pada kak Dara.
“Arik, kakaknya sudah minta maaf kok kamu diam aja. Sesama saudara harus saling memaafkan, Tuhan aja mau memaafkan umatnya yang paling jahat sekalipun saat dia minta maaf. Masa Arik ga mau maafin kakaknya..’ kata mama lembut pada Arik.
‘Ayo salaman sama kakaknya, kan Kak Dara udah minta maaf, dan Arik ga boleh bête-bete lagi sama kakaknya ya..’ lanjut mama.
Akhirnya kak Dara dan Arik berbaikan, meskipun Arik sebenernya masih sedikit jengkel dengan kak Dara.
Hari-hari selanjutnya kak Dara makin pusing dengan jerawatnya yang tidak kunjung pergi itu. Mama yang melihat usaha kak Dara yang sia-sia dalam rangka mengusir sijerawat itu merasa kasihan pada Kakakku tersayang itu. Akhirnya mama mengajak kakakku kesupermarket untuk membeli beberapa keperluan yang akan dipake untuk membuat ramuan pengusir jerawat.
Mama tidak membelikan kakakku obat jerawat yang paling mujarab, tapi mama membeli berbagai beberapa jenis buah-buahan dan sayuran. Ada ketimun, tomat, jeruk nipis dan juga telur ayam kampung.
Sesampainya dirumah mamaku membuatkan masker yang akan dioleskan diwajah kakakku dengan berbagai bahan yang tadi mereka beli di supermarket itu. Dan mama memberikan pesan yang penting pada kakakku supaya nantinya jerawatnya tidak muncul-munul lagi. Mama menasehati suapaya kakakku rajin untuk membersihkana muka dan rajin mencuci muka setelah bepergian, sehingga debu dan kotoran yang menempel diwajah hilang sehingga muka menjadi bersih dan tidak timbul jerawat.
Setelah beberapa hari memakai ramuan yang dibuat oleh mama, jerawat yang menempel dihidung Kak Dara mulai mengecil.
Dan sekarang kakak gw yang cantik ini tidak perlu lagi begadang hanya demi mngobati jerawat yang ga penting itu. Intinya kalo mau jerawat menjauhi kita, jaga supaya wajah kita tetap bersih, jangan sering memegang muka dengan tangan yang kotor, dan yang terpenting, istirahat yang cukup supaya wajahnya tetap segar dan jerawat ga akan lagi deketin kita, itu yang akhirnya selalu mama ingatkan pada kakak gw supaya tidak lagi terjadi perang dingin antar saudara cuma gara-gara jerawat.
Dan yang pasti sekarang kakakku yang cantik ini jadi sering membersihkan mukanya. Ternyata kalo muka bersih jerawatpun jadi takut untuk mendekat.
Bye..bye…jerawat…

0 comments:

Copyright 2009 Pelangi. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy